Senin, 23 April 2012

Karebet VS Penangsang (PENERBIT IMANIA, 2011)

Pasca runtuhnya istana Majapahit, Raden Patah yang mendeklarasikan Kasultanan Demak Bintoro juga tak diakui oleh Ki Ageng Kebo Kenanga (Raja Pengging) yang justru menjadi pengikut setia Syech Siti Jenar! Keduanya terlibat mbalela atawa aksi pembangkangan terhadap Sultan Patah hingga berakhir dengan hukuman mati!

Berbeda dengan sikap Ramandanya, Jaka Tingkir—putra Ki Ageng Kebo Kenanga atau cicit Prabu Brawijaya V—justru berani tampil secara elegan. Ia memulai karirnya dengan mengabdi kepada Sultan Trenggana (putra Sultan Patah), bahkan kemudian menjadi menantu Kanjeng Sultan setelah menikahi Retna Mas Cempaka.

Demikianlah, menyimak pergulatan para ksatria trah keturunan Prabu Brawijaya V dari Majapahit sampai Demak hingga Pajang, memang, tak luput dari segala intrik, dendam kesumat, kecengengan dalam beragama, romantika cinta, dan seterusnya.

Lantas, siapakah sebenarnya penerus tahta ‘metamorfosis’ Prabu Brawijaya V yang sesungguhnya; Raden Patah ataukah Jaka Tingkir?

Mengapa pula Arya Penangsang Adipati Jipang berani menantang kepemimpinan Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya di Kasultanan Pajang?

Tidak ada komentar: